Bagai
sinar mentari di ufuk timur..
Bagai
sinaran koin di dasar kolam..
Bagai
letusan perut gunung yang menyapa awan..
Bagai
sebatang silverqueen yang kau nikmati itu..
Ya,
Dia..
Dengan
polosnya memanahkan busur rasa pada jiwa-jiwa yang kosong..
Dengan
polosnya pula membakar padatan-padatan es yang membeku..
Sungguh
indah kenikmatan dunia yang Allah tunjukkan melaluinya..
Dia..
Sadarkah
dia ketika sebuah balon disampingnya enggan meletus (lagi)?
Sadarkah
dia ketika ternyata telah menggugurkan daun-daun yang dilewatinya?
Sungguh,
ini ujian dunia yang Allah titipkan hikmahnya..
Lihatlah
bangku itu..
Seseorang
telah hampir mati duduk menyapa hari demi hari yang entah apa inginnya..
Yang
tak jelas doa apa harus dipanjatnya..
Masih
tak melihatnya?
Masihkah
tak merasakannya?
Sungguh,
ini ketidakpekaan yang Allah berikan..
Karena
apa?
Ya,
karena Allah ingin menguatkan sisi lain dari jiwa-jiwa yang rapuh itu..
Semoga.
Sungguh,
hanya Allah yang Maha Mengetahui..
Sumber:
https://www.facebook.com/notes/rahayu-dewi-kurnianingsih/tanyakan-saja-pada-bangku-di-bawah-pohon-sana/10151585335213375
(dengan beberapa penyuntingan)